Ruhut Sitompul Temui Petani Klaten, Pernyataan Prabowo Soal Banjir Beras Impor Disebut Hoax
Politik

Ruhut Sitompul Temui Petani Klaten, Pernyataan Prabowo Soal Banjir Beras Impor Disebut Hoax

Klaten,(klaten.sorot.co)--Politikus sekaligus pengacara, Ruhut Sitompul menemui petani di Desa Belang Wetan, Kecamatan Klaten Utara, Rabu (30/01/2019). Kungjungannya untuk memastikan kebenaran pernyataan calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto perihal Klaten banjir beras impor.

"Saya datang untuk bertemu dengan teman-teman petani di Klaten. Perlu kita cek langsung ke bawah seperti apa kondisi sebenarnya," ujar Ruhut kepada wartawan.

Hasilnya, lanjut Ruhut, Kabupaten Klaten tidak ada kebanjiran beras impor pada saat musim panen. Informasi itu ia terima langsung dari sejumlah petani, bahkan yang terjadi saat ini adalah petani merasa melimpah dengan hasil panennya hingga dapat mencukupi kebutuhan. 

Atas fakta dilapangan ini, Ruhut meminta kepada Prabowo agar tidak terus menerus melontarkan pernyataan yang tidak mendasar tanpa dilengkapi data pasti. Sebab, hal itu dikhawatirkan dapat membuat resah masyarakat. Terutama masyarakat yang ada di Klaten.

"Bukan maksud untuk apa ya, tapi akhirnya terbukti yang mereka sampaikan itu bohong, kalau sudah bohong kan jadi hoax. Maka perlu mengambil langkah, jika tidak nanti masyarakat jadi percaya," jelas pria yang juga sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.

Seperti yang diketahui, pernyataan Prabowo soal banjir beras di Klaten sempat membuat gempar petani dan masyarakat. Bahkan, Bupati Klaten, Sri Mulyani langsung turun ke tempat penggilingan padi untuk memastikan. Hasilnya tidak ada beras impor masuk Klaten pada 2018 lalu.

Dari data yang masuk pada tahun 2018, Klaten justru mengalami surplus beras sebanyak 131.188 ton. Rinciannya, hasil produksi tahun 2018 mencapai 431.359 ton setara beras 259.291 ton. Sedangkan konsumsi beras masyarakat Klaten sekitar 125.103 ton.

"Nah seharusnya dengan pernyataan yang bohong itu bisa instrospeksi diri. Setidaknya minta maaf lah," tutup Ruhut.

Sementara itu, salah satu petani di Desa Belang Wetan, Suroto mengaku melimpahnya hasil panen petani pada tahun lalu disebabkan adanya penggunaan pupuk organik. Artinya, ia tidak membenarkan adanya petani Klaten yang menangis lantaran kebanjiran beras impor saat panen.

"Ya monggo mau ngomong apa. Yang jelas kenyataan seperti ini, kami hidup dari tani sudah lama. Sudah bisa mensekolahkan anak, bisa untuk makan sehari-hari pakai hasil panen sendiri," pungkasnya.