
Merapi Waspada, Konsep Pengungsian Desa Paseduluran Dimatangkan
Klaten,(klaten.sorot.co)--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mulai mematangkan mekanisme pengungsian dengan konsep desa paseduluran. Hal itu dilakukan menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi pada akhir-akhir ini.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsigaan BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto mengatakan konsep desa paseduluran telah dipersiapkan sejak beberapa waktu lalu. Saat ini tahapan konsep pengungsian itu sudah memasuki singkronisasi data dari desa di lereng Merapi dengan desa bawah.
"Jadi sistem pengungsian jika terjadi erupsi adalah desa paseduluran. Karena jika memanfaat shelter pengungsian saja tidak cukup. Karena jumlah shalter juga hanya ada tiga," kata dia, Kamis (31/01/2019).
Lebih lanjut dikatakan, adapun penerapan desa paseduluran ini adalah mengandalkan warga yang ada di bawah untuk menampang sementara pengungsian. Hanya saja konsepnya dikoordininasi, tidak sembarangan menempati desa untuk dijadikan tempat pengungsi. 
Sebagai contoh Desa Sidorejo, Kemalang. Apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi besar, masyarakat Desa Sidorejo akan diungsikan ke Desa Menden dan Karangduren, Kecamatan Kebonarum. Serta ditambah satu desa penerima yakni Desa Somokaton, Kecamatan Karangnongko.
Kemudian untuk masyarakat Desa Tegalmulyo, Kemalang, mereka akan diungsikan ke Desa Gatak, Kecamatan Ngawen dan Desa Kanoman, Kecamatan Karangnongko. Nantinya, desa yang menerima pengungsi sudah menyiapkan tempat dan perlengkapan lainnya.
"Sudah ditentukan desa A akan mengungsi di desa B, jadi masyarakat lebih terdata. Tidak tersebar ke segala lokasi. Maka kita mendorong untuk seluruh desa atas dengan desa penerima memiliki format yang sama dalam melakukan pendataan," jelasnya.
Untuk menerapkan sistem tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai elemen mulai dari pemerintah desa, relawan, polisi dan TNI. Hal itu dilakukan agar saat terjadi erupsi semua sudah siap dan berada di tempat masing-masing yang sudah ditentukan.