Cemari Lingkungan, Warga Meger Tuntut Pabrik Ditutup
Peristiwa

Cemari Lingkungan, Warga Meger Tuntut Pabrik Ditutup

Ceper, (klaten.sorot.co)--Warga Perum Griya PNS yang berada di Desa Meger, Kecamatan Ceper menuntut agar pabrik PT. Surya Cakra Sakti (SCS) yang beroprasi di wilayahnya itu ditutup. Tuntutan warga disampaikan menyusul timbulnya pencemaran lingkungan sejak pabrik itu beroprasi.

Tuntutan warga disampaikan dalam pertemuan dengan pihak pabrik di Balai Desa Meger, Ceper, Minggu (24/11/2019). Dalam pertemuan itu, warga menyampaikan bahwa selama ini keberadaan pabrik yang bergerak di bidang baching plant dan aspal mixing itu berdampak pada kenyamanan warga.

“Kamis sepakat pabrik itu ditutup. Karena sangat berdampak bagi lingkungan. Pada saat pagi hari terkadang debu dari pabrik masuk ke kawasan perumahan, sedangkan saat malam hari suaranya bising,” kata salah satu warga setempat, Sarwoko (42).

Selain menyebabkan polusi udara, dampak dari pabrik juga menganggu kesehatan warga. Bahkan sejak pabrik itu beroprasi 1 bulan yang lalu, sudah ada beberapa warga yang terkena penyakit gatal- gatal. Warga menduga hal itu disebabkan oleh debu yang berasal dari cerobong asap pabrik.

“Kemarin itu ada warga yang gatal- gatal juga, ada bintik- bintik merahnya. Dugaan kami itu dari polusi udara, banyak debu yang berterbangan kesini. Karena sebelum ada pabrik itu kehidupan warga juga baik- baik saja,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua RW 007 Perum Griya PNS, Agus Subagyo. Ia mengaku keinginan warga hanya satu yakni pabrik itu ditutup agar kenyamanan warga bisa kembali seperti semula sebelum pabrik itu berdiri. Total jumlah warga yang tinggal di kawasan itu sekitar 200-an jiwa.

Warga merasa selama ini tak pernah diajak sosialisasi perihal pendirian pabrik tersebut. Setahu warga, pabrik yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari kawasan perumahan itu tiba-tiba sudah berdiri dan beroprasi. Pabrik dengan kawasan perumahan itu tidak dibatasi pagar, hanya dipisahkan dengan area persawahan.

“Dalam pertemuan tadi belum ada kesepakatan. Kami berencana konsultasi ke kuasa hukum, yang jelas keinginan kami tidak aneh- aneh yaitu hanya ingin kehidupan kami nyaman lagi. Ini akan kami perjuangan terus,” kata dia.

Sementara itu Direktur Utama PT. SCS, Fendi mengungkapkan akan segera menindak lanjuti tuntutan warga tersebut. Pihaknya berencana melakukan mediasi lagi kepada warga. Soal pencemaran lingkungan, Fendi mengaku segera memperbaiki alat penyaringan asap dan debu yang dihasilnya pabrik.

“Kami segera memperbaiki alat mixing untuk menyaring asap dan debu. itu sebetulnya sudah direncana awal tapi karena untuk membeli alat itu perlu cash flow yang baik karena perusahan baru berdiri. Target kami pekan depan sudah dipasang,” kata dia.