Antisipasi Erupsi, Warga Lereng Merapi Mulai Siapkan Tas Siaga Bencana
Sosial

Antisipasi Erupsi, Warga Lereng Merapi Mulai Siapkan Tas Siaga Bencana

Kemalang,(klaten.sorot.co)--Sejumlah warga yang bermukim di lereng Gunung Merapi mulai melakukan berbagai kesiapan secara mandiri untuk mengantisipasi apabila sewaktu- waktu terjadi erupsi. Salah satunya adalah menyiapkan tas siaga bencana berisi harta dan surat- surat berharga.

Sama halnya yang dilakukan salah seorang warga Dukuh Deles, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sri Murtini (40). Rumahnya yang hanya berjarak 4-5 kilometer dari puncak Gunung Merapi itu membuat dirinya selalu meningkatkan kewaspadaan menyusul kondisi terkini Gunung Merapi.

Tas siaga bencana ini berisi surat- surat tanah, daftar administrasi kependudukan, dan surat berharga lainnya. Jadi ketika ada apa- apa bisa langsung dibawa dengan mudah,” jelasnya saat ditemui, Kamis (16/07/2020).

Dirinya mengaku persiapan tas siaga bencana ini sudah dilakukan sejak erupsi 2010 silam. Ketika Gunung Merapi menunjukkan peningkatan status, dirinya secara sadar diri langsung menyiapkan segela sesuatunya. Apabila status sudah normal, maka surat- surat berharga itu kembali disimpan ke almari. 

Sejak 2010 lalu. Dulu sudah disiapkan ke tas, begitu sudah normal ya masukkan ke almari lagi. Tapi sejak Merapi kembali naik jadi waspada ini tas siaga bencana mulai saya siapkan lagi, jelasnya.

Kendati demikian, Sri mengaku sampai saat ini kondisi masyarakat di lereng Gunung Merapi masih tetap tenang namun waspada. Aktivitas sehari- hari masih berjalan dengan baik tanpa ada gejolak yang berlebihan. Masyarakat yang mayoritas sebagai peternak juga masih rutin mencari rumput di ladang.

Selain mengandalkan informasi dari BPPTKG terkait perkembangan Gunung Merapi, masyarakat terkadang juga melihat kondisi Gunung Merapi secara manual. Biasanya, apabila terjadi erupsi masyarakat tidak langsung panik atau bergegas lari mengungsi, melainkan mengamati terlebih dahulu.

Kalau ada abunya, ya kita lihat dulu arah abunya kemana. Kalau aman ya kita tidak lari. Selain itu juga didengar gugurannya, kalau berlangsung lama maka tandanya harus turun. Tapai kalau hanya sebentar ya tetap bertahan sambil nunggu informasi resmi, jelasnya.

Sementara itu Staff Ahli BPPTKG Yogyakarta, Dewi Sri Sayidi mengatakan sampai saat ini Gunung Merapi masih berstatus waspada. Namun sejak 22 Juni hingga saat ini Gunung Merapi mengalami deformasi terpantau dari sektor barat laut dengan laju deformasi kurang lebih 3 mili meter per hari.

Himbaunnya masyarakat tidak perlu panik. Namun kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat terhadap Merapi harus selalu waspada, ujarnya usai sosialisasi di Desa Sidorejo.