
Dulunya Tempat Semedi PB X, Pesanggrahan Deles Indah Kini Memprihatinkan
Kemalang,(klaten.sorot.co)--Bangunan pesanggrahan yang berada di kawasan obyek wisata Deles Indah, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, kondisinya kini memprihatinkan. Padahal, bangunan itu dulunya adalah tempat peristirahatan Paku Buwono (PB) X saat menjadi Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Pesanggrahan tersebut terletak di lereng Gunung Merapi dan hanya berjarak 4-5 kilometer dari puncak. Konon sekitar tahun 1800-an pesanggrahan itu sengaja dibangun untuk tempat peristirahatan dan semedi PB X beserta keluarga keraton. Bahkan pada zamannya, PB X juga rutin mendatangi bangunan itu.
Jadi istilahnya tempat menginap keluarga keraton. Dan secara turun temurun juga menyanggrah disitu, ujar salah satu warga Desa Sidorejo, Sukiman, Sabtu (18/07/2020).
Memasuki tahun 1900-an, pesanggrahan itu sudah jarang digunakan kegiatan keraton. Hingga akhirnya pemanfaatannya diserahkan ke Pemerintahan Klaten pada masa itu. Selanjutnya bangunan itu dimanfaatkan sebagai tempat pemantauan Gunung Merapi. Pos pemantauan itu dipercaya ada sejak tahun 1970-an. 
Dulu petugas jaganya dari Jogja. Saat menjadi tempat pemantau Gunung Merapi, ada beberapa alat pemantauan seperti teropong, dan kabel yang terhubung ke pos pemantau Kaliurang, imbuhnya.
Sukiman mengaku bangunan pesanggrahan menyimpan banyak sejarah. Bukan hanya karena peninggalan keraton, namun alih fungsinya sebagai pos pemantau Gunung Merapi juga sangat bermanfaat bagi warga sekitar kala itu. Mengingat pada saat itu teknologi dan pengetahuannya masih belum canggih.
Ketika ada apa-apa warga sini langsung minta informasi ke pos. Apalagi disitu dulu juga ada alat pendeteksi curah hujan yang terpasang di luar. Dulu waktu kecil saya sering kesitu, jelasnya.
Kemudian seiring berjalannya waktu, bangunan itu sudah tidak lagi dijadikan pos pemantau Gunung Merapi. Semua peralatan dan petugas jaga tidak lagi beroperasi sejak tahun 1990-an. Selanjutnya oleh Pemerintah Kabupaten Klaten bangunan itu dijadikan tempat bersejarah di kawasan lereng Gunung Merapi.
Mulai dijadikan obyek wisata yang dikelola Dinas Pariwisata. Dulu sempat ramai, sering ada kirab budaya. Bahkan pernah untuk kegiatan pentas musik, urai dia.
Hanya saja, lanjut Sukiman, pesanggrahan itu kian sepi sejak beberapa tahun terakhir ini. Sejumlah bagian bangunan rusak dan kawasan tak terawat. Banyak rumput liar yang tumbuh di sekitaran bangunan. Tak hanya itu, akses menuju lokasi itu juga sulit karena kondisi jalannya sangat memprihatinkan rusak parah.
Salah satu warga Kecamatan Polanharjo, Yoga (24) yang pernah berkunjung ke pesanggrahan itu mengaku kaget dengan kondisinya saat ini. Akses untuk menuju ke lokasi itu sangat sulit, bahkan sepeda motor yang ia kendarai sempat terjebak di kubangan jalan rusak. Selain itu, lokasi pesanggrahan juga memprihatinkan.
Kaget. Padahal waktu SMA masih bagus, banyak tempat nongkrong didalamnya. Kadang ada pentas musik, tapi sekarang rusak parah. Tidak bisa dikelilingi lagi, kata Yoga.