
Ternyata, Perairan Rowo Jombor Dulunya Perkampungan Warga
Bayat,(klaten.sorot.co)--Rowo Jombor yang ada di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat merupakan penampung air sebagai saluran irigasi. Namun ternyata jauh sebelum menjadi area perairan seperti saat ini, dulunya kawasan Rowo Jombor adalah permukiman warga.
Salah satu sesepuh warga Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kadarjo (81) mengatakan sekitar tahun 1900 silam kawasan Rowo Jombor adalah permukiman warga terdiri dari beberapa dukuh. Bahkan kala itu kondisinya juga sama dengan perkampungan pada umumnya.
"Dulunya itu ditengah rowo adalah kampung, sangat luas dan penduduknya juga banyak. Tapi posisi tanahnya memang rendah, seperti cekungan," ujar dia, Minggu (05/09/2021).
Selain tanahnya rendah, perkampungan itu juga diapit pegunungan. Alhasil jika saat musim hujan kerap terendam banjir. Banyak bangunan rumah, makam hingga pekarangan yang tak bisa diselamatkan. Ditambah lagi di lokasi itu dulunya juga tidak ada saluran pembuangan. 
"Karena sering terendam akhirnya warga ya banyak yang pindah di dekat- dekat lokasi itu. Lama kelamaan perkampungannya hilang dan menjadi rowo," imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, kawasan itu kemudian dimanfaatkan oleh pemerintahan Belanda kala itu untuk irigasi. Setelah dibuat tanggul, sekitar tahun 1918 mulai dibangun saluran air dengan menerobos pegunungan lewat terowongan. Pengerjaan selesai tahun 1921.
"Dari rowo ini dibuatkan saluran air dengan menembus gunung. Airnya digunakan untuk mengairi tanaman tebu dan lain sebaiganya semasa itu. Selesai pembangunan sekitar tahun 1921," jelasnya.
Setelah pemerintahan Belanda runtuh dan digantikan pemerintahan Jepang, kawasan itu mulai dikenal dengan sebutan Rowo Jombor. Pemerintahan Jepang kemudian mengambil alih Rowo Jombor, kawasan rowo dibangun tanggul. Tujuannya untuk mengairi sawah petani.
"Jepang membuat tanggul. Setelah sekitar tiga tahun dikuasai, Belanda datang lagi dan merebut. Sampai akhirnya terjadi gegeran dengan penduduk Indonesia, karena sudah dapat ilmu dari Jepang akhirnya bisa mengusir Belanda," kata dia.
Sampai saat ini, kawasan Rowo Jombor masih menjadi salah satu penampung air untuk memenuhi kebutuhan petani. Meski demikian, beberapa sisa bangunan sebagai bukti perkampungan waktu itu masih dapat ditemui di dasar perairan kawasan Rowo Jombor.
"Kedalaman paling jero 6 meter. Sisa- sisa bangunan masih ada, makam dan bangunan lainnya masih ditemui. Sampai saat ini fungsi utamanya adalah irigasi," pungkasnya.