<p>Ngalap Berkah, Warga Tetap Datang Meski Tak Ada Perayaan Yaqowiyyu</p>
Budaya

Ngalap Berkah, Warga Tetap Datang Meski Tak Ada Perayaan Yaqowiyyu

Jatinom, (klaten.sorot.co)-- Puluhan warga dari berbagai daerah nampak berdatangan di kompleks makam Ki Ageng Gribig Kecamatan Jatinom pada, Jumat (24/09/2021). Meski perayaan puncak tradisi Yaqowiyyu ditiadakan, namun warga tetap datang untuk ngalap berkah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, puncak tradisi Yaqowiyyu digelar Jumat siang tepatnya usai Shalad Jumat. Namun pada tahun ini, sebaran apem pada puncak tradisi Yaqowiyyu ditiadakan. Kegiatan digelar sederhana hanya diisi dzikir, tahlil, dan doa di makam Ki Ageng Gribig.

Dzikir, tahlil, dan doa diikuti secara terbatas oleh panitia dan tokoh masyarakat desa setempat. Kegiatan itu juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya.

Nampak sejumlah aparat keamanan berjaga di pintu masuk kawasan Lapangan Klampeyan dan Kompleks Makam Ki Ageng Gribig. Warga yang berdatangan di lokasi itu diminta menunggu di halaman luar atau tepatnya di kawasan masjid dekat makam terlebih dahulu.

"Tadi saya datang dengan rombongan dari Grobogan. Tidak tahu kalau tradisi ini ditiadakan lagi seperti tahun lalu," ujar salah satu pengunjung, Abdul Hadi, Jumat siang.

Meski demikian, ia bersama rombongan tak bekecil hati. Sebab memang tujuan utama datang adalah untuk ziarah ke makam Ki Ageng Gribig dan ngalap berkah. Hampir setiap tahun ia bersama rombongan datang ke Jatinom dan lokasi lainnya untuk ziara ke makam kyai. 

"Ya tidak apa- apa, karena memang mau ziarah, ngalap berkah. Setelah dari sini juga ziarah ke makam lainnya, seperti di Bayat dan lainnya," kata dia.

Berbeda dengan, Aris (39) warga Kabupaten Boyolali. Ia yang datang bersama keluarganya itu tidak mengetahui kalau sebaran apem di Jatinom ditiadakan. Padahal ia berniat untuk menyaksikan sebaran apem yang kerap mendatangkan ribuan pengunjung dari Klaten dan luar daerah.

"Tidak tahu kalau ditiadakan. Saya kira kondisi covid sudah membaik, dan tradisi sudah dibolehkan. Karena tidak ada perayaan, akhirnya saya hanya lihat- lihat sebentar, lalu beli apem dan pulang," pungkasnya.

Sementara itu Camat Jatinom, Wahyuni Sri Rahayu menjelaskan tradisi Yaqowiyyu digelar tanpa sebaran apem. Informasi peniadaan puncak perayaan itu sudah disampaikan beberapa waktu yang lalu lewat media sosial, namun tak dipungkiri masih ada yang tetap datang.

"Untuk perayaannya tidak ada. Yang ada itu hanya rangkaian inti saja, yakni doa, tahlil dan dzikir. Karena memang kita masih level 3, jadi jangan sampai ada penularan covid," pungkasnya.