<p>Inspiratif, Penanganan Sampah Organik dan Anorganik Warga Kranggan</p>
Peristiwa

Inspiratif, Penanganan Sampah Organik dan Anorganik Warga Kranggan

Polanharjo, (klaten.sorot.co)-- Pemerintah Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo memiliki inovasi tersendiri dalam menangani sampah organik maupun anorganik. Sampah- sampah di desa tersebut mulai dari organik dan anorganik dikelola sehingga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.

Kepala Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Gunawan Budi Utomo mengatakan penanganan sampah di Kranggan terbagi menjadi dua yakni penanganan sampah organik dan anorganik. Penanganan sampah organik dilakukan lewat Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa (Posyantekdes) Wicaksana.

"Posyantekdes ini khusus menanganai organik. Kita bangun Januai 2021 diatas tanah kas desa. Jadi disitu sampah organik dari masyarakat kita manfaatkan," ujarnya, Jumat (14/01/2022).

Pihaknya menjelaskan dalam Posyantekdes itu, terdapat sejumlah pengembangan antara lain budidaya maggot, ternak ayam petelur, lele, dan beberapa tanaman. Sampah atau limbah rumah tangga diambil dan dibawa ke Posyantekdes untuk budidaha maggot. Kemudian maggot itu dijadikan pakan ternak. 

"Maggot-nya tidak kita jual, jadi hasil produksi maggot kita jadikan untuk pakan ternak ayam dan lele yang menjadi satu lokasi di Posyantekdes. Sekarang sudah jalan pelan- pelan bisa untuk mencukupi biaya operasional," imbuhnya.

Menurut Gunawan, Posyantekdes juga akan dikembangkan menjadi penelitian, pelatihan dan pengembangan guna mendukung program ketahanan pangan. Rencananya, warga akan diberi pelatihan perihal budidaya maggot dan pemanfaatan sampah organik dari rumah masing- masing.

Selepas diberi pelatihan, warga akan mendapat bantuan berupa ayam petelur yang bisa diternak di rumah masing- masing. Untuk tahap awal, dari 14 RT di Desa Kranggan akan diambil masing- masing dua keluarga untuk diberi pelatihan dan bantuan ayam petelur. Sehingga warga bisa mendapat pemasukan.

"Nanti sampah organik itu hanya berhenti di rumah. Artinya warga budidaya maggot, lalu maggot itu untuk pakan ayam. Nah hasil telurnya nanti disetorkan ke BUMDes, bagi hasil dengan warga," kata dia.

Selain penanganan sampah organik, pada tahun ini Desa Kranggan juga mulai fokus ke sampah anorganik. Nantinya sampah anorganik akan dikelola lewat program bank sampah online. Limbah rumah tangga yang memiliki nilai ekonomi dikumpulkan dan hasilnya dibagi ke setiap warga.

"Ini kita buatkan aplikasi. Warga yang ingin ikut akan kita beri akun pada aplikasi itu untuk mengecek sudah dapat berapa sampah yang terkumpul, transaksi, dan tabungannya berapa," jelasnya.

Sampai sejauh ini sudah ada sekitar 25 warga yang menjadi nasabah bank sampah online. Lantaran aplikasi untuk menunjung program itu masih dikembangkan, untuk sementara semua transaksi dilakukan secara manual atau masih offline. Petugas rutin mencatat sampah yang diserahkan warga.

Gunawan mengungkapkan program penanganan sampah ini digulirkan guna mengatasi permasalahan sampah di Kranggan yang cukup sulit. Sebab, sebelumnya sampah atau limbah rumah tangga hanya dibuang sembarangan. Pihaknya berharap dengan program ini sampah bisa menjadi berkah.

"Harapan saya sampah bisa jadi berkah bagi masyakarat. Selain lingkungan jadi bersih, warga juga bisa semakin baik ekonominya," pungkas dia.